Minggu, 05 Oktober 2008

Lantunan Hidup

Kepergian itu layaknya batu karang yang membebani pundak. Lelah. Tersudutkan. Dan sesak. Semua sudut terlihat begitu sempit. Juga menyakitkan. Namun memang itu yang kerap kali hadir....dan selalu tergoda untuk ada.

Kepergian itu seperti kuncup mawar yang mulai merekah. Merah. Menyala. bergairah. Tapi berduri. Jika tersentuh, maka bersiaplah merasakan pedih oleh denyutan yang melahirkan anggur semerah darah.

Kepergian itu yang kusebut sengsara. Sengsara meninggalkan. Sengsara ditinggalkan. Sengsara meratapi apa yang telah terjadi.

Dan sengsara itu kusebut alunan nada. bernyanyi dalam denyut nadi. riang dalam penderitaan. dan menangis bersama gesekan biola yang menyayat.

Kepergian dan sengsara. Mereka berteman. Erat. Tapi melukakan. Mampukah mereka nantinya bercerai?

Entahlah.

Tidak ada komentar: