Senin, 28 Januari 2008

dermaga terakhir sang jendral (part 2)

Siang berkabut di tengah kuil
Sepoi sapu daun di atas tempatku memuja
Segores untuk tiga luka:
Mengapa bukan aku?
Karena aku rela sebagai kail
Mengapa harus ia?
Karena aku rela mati muda
Mengapa lama giliranku?
Karena ternyata Tuhan belum ridha

Duduk pun kutak berguna
tapi anak petani pun masih berselancar di atas ombak
Dunia tidak butuh pertarungan
karena anak petani cahayanya
Dunia tidak butuh pertempuran
karena anak petani wadahnya
Dunia tidak butuh hujatan
karena anak petani adalah jenderalnya

Tidak ada komentar: