Jendral,
Akhirnya engkau sampai juga di dermaga terakhirmu ini
coba lihat, ada banyak yang menginginkan kehadiranmu disini,
bukan....bukan untuk menanti kepemimpinanmu,
tapi untuk mengejek,
mencemooh,
dan membuat engkau sebagai bahan olok-olokkan belaka
jendral,
di dermaga terakhirmu ini....aq sudah menunggumu dengan rangkaian bunga melati yang sudah sejak dahulu ingin aq kalungkan di lehermu,
tapi tak bisa,
karena dulu engkau begitu jauh,
begitu angkuh,
tapi sempurna...............
jendral.................
coba lihat kesini,
lihat aq lebih dalam,
aqlah yang kelak akan menunjukkanmu jalanan di negeri antah barantah ini
karena engkau adalah tamu qu,
karena aq lah penguasa disini,
jadi,
engkau harus menurut........
jendral,
jika ingin,
bisa saja saat ini aq menggandeng tanganmu,
merengkuh tubuh tuamu,
tapi aq tak ingin melakukannya,
karena aq melihat caramu dulu,
saat masih memimpin sebuah negara yang rakyatnya tak pernah berterima kasih padamu
semuanya???
tidak...aq salah,
bukan semuanya,
tapi beberapa diantaranya....
ahh,sudahlah jendral,
yang penting saat ini engkau telah berada disini,
mari,
kutunjukkan jalanmu.....
kita bergandeng tangan memimpin dunia yang tak dikenal ini,
tapi ingat,
dengan kejujuran............dan keberanian
lupakan cara kepemimpinanmu yang lalu,
dan kini,
ikuti langkahqu.....
karena engkau ada di belakangqu
tersenyum jendral.....tersenyumlah,
aq pengagummu
dan kelak pun engkau juga mengagumiku,
walau aq tahu tubuhmu rapuh.....jangan khawatir
aq akan membimbing langkahmu,
jendral.....tegakkan kepalamu
perlihatkan senyummu,
karena senyummulah yang membuat hatiqu tenang,
inilah dermagamu jendral....dan aq....
akan terus mendampingimu
(tuk seorang jendral yang aq kagumi...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar