Kamis, 14 Februari 2008

Surat tuk Ayahanda

Malam,sayup sepi....

semangat terpatahkan oleh sebuah kehilangan berkepanjangan yang menusuk jiwa dan hati

kucoba menelan rasa pahit dengan mata terpejam,

kucoba menelan air mata agar tak sesiapa pun tahu,

kucoba ingkari betapa ada rasa sakit yang menggilas hati ini dan hancur menjadi kepingan pasir yang tiada bisa disatukan......

duka,

lara,

nestapa,

semua menjadi teman,

semua menjadi pedih.......

apa yang harus aq lakukan?

berpaling menatap sosok yang telah terbujur di hadapanku?

menatap penuh rasa kehilangan yang tak bisa di gantikan oleh apapun?

kemana harus kucari sebuah arti pelindung dalam hidupku?

Ayah.....

jika bisa kubermohon untuk kali ini,

tatap mataku...

ceritakan duka apa yang engkau rasakan

jangan biarkan sesiapa menyakitimu...

karna aq adalah anakmu...

akulah yang menjaga marwahmu...

tapi kumohon sekali ini saja,

bukalah matamu yang telah lama terpejam,

rangkul aq,

peluk aq,

belai rambutku seperti dulu lagi...........

aq tak kuat bila harus menatap kepergianmu dalam kehampaan seperti ini,

s-i-a-p-a-y-a-n-g-m-e-n-y-a-k-i-t-i-m-u???

Aq tak sanggup berdiri dalam pondasi air mata bening ini......

pada siapa lagi aq minta seorang pelindung langkahku,

jika bukan engkau.......ya ayah...............+

Tidak ada komentar: