Sabtu, 19 April 2008

Elangku Telah Terbang Jauh part.1


"Hendakku berlayar denganmu,
tapi aku masih bingung arah mata angin.....
aku aku masih ragu akan langit.....
Hendakku bentangkan layar,
tapi aku masih ragu siapa nakhodanya....
aku masih bimbang adakah isinya......" (Elang)




Zyra menyikut lenganku. dengan senyum menggoda, ia seolah mengerti apa yg tengah melanda perasaanku sejak pertama kali berangkat. aku mengalihkan pandangan mataku ke arah tangga, dan disana terlihat sesosok tubuh tengah melangkah dengan letihnya,menaiki anak tangga satu2. aku seharusnya meninggalkan zyra yang tak henti menggodaku, namun akhirnya aku mengurungkan niatku itu. suara elang yang memanggilku membuatku tertegun. sedetik kemudian, sosok itu berdiri tepat disisiku. "kamu memanggilku?". elang mengangguk lemah, "kamu punya persediaan obat nggak?". "kamu sakit?",tanyaku balik. ia mengangguk pelan. nafasku memburu, kenapa apa yang kubayangkan sebelum berangkat terjadi? "kamu punya enggak? ya sudah...."elang berlalu dari hadapanku. aku masih berdiri tertegun, sementara elang telah hilang dari pandangan mataku. Dengan segera aku masuk ke kamarku yang tepat berada di samping kamar elang. aku menggeledah isi tasku, berharap ada sebutir obat yang kucari. zyra yang duduk di sebelahku memandang heran dengan apa yang kulakukan. "kamu punya obat sakit kepala,zyr?"tanyaku. zyra menggeleng. sudah kuduga. kemana harus kucari obat itu, sementara disekitar asrama tidak ada warung. "siapa yang sakit dis?"
"elang. tadi dia mengeluh sakit kepala padaku. kemana harus kucari obat itu ya? kira2 anak2 di kamar sebelah punya nggak? atau aku harus...."
"dis!!" zyra menghentakkan tangan kananku. matanya menatapku tajam, seolah tidak menyukai apa yang aku lakukan. aku tertegun sesaat. "kenapa harus kamu yang merisaukannya? dia bisa cari obat sendiri, kamu bukan siapa2nya lagi! ingat itu..." seru zyra dengan suara tertahan. kedua kakiku melemah, aku duduk terkulai di sisi tempat tidur. benarkah apa yang dikatakan zyra bahwa aku sudah tidak punya hubungan apa2 lagi? tapi bukankah kami telah saling membuat komitment untuk dapat menjalin hubungan seperti abang dan adik?
"Dis....aku tahu tentang komitment yang pernah kalian ucapkan. tapi, kamu nggak bisa menyembunyikan perasaanmu...dengan memberi perhatian yang berlebih terhadapnya, itu membuat ketegaran yang telah kamu buat akan roboh kembali." tutur zyra dengan lembut. kutarik nafas panjang. aku bangkit dari dudukku dan meninggalkan zyra. aku tahu apa yang harus aku lakukan. kutelusuri koridor asrama, dan memulai mengetuk satu persatu kamar teman2 yang lain. berharap salah satu rombonganku ada yang membawa obat.....

bersambung............




















Tidak ada komentar: