Jumat, 16 Mei 2008

jelang 100 hari

sehari sebelum 100 hari,
telah kusiapkan buku ungu ini untukmu ayah
inilah janjiku padamu,
inilah hutangku padamu,
inilah yang membuat aku selalu menyesali ketiadaanmu sebelum sempat mencium keningku atas keberhasilan ini

dua hari sebelum 100 hari,
telah kutulis dengan pasti huruf dan angka di buku ungu itu, ayah.....
agar engkau tahu bahwa betapa bekerja kerasnya aku untuk buku itu,
bahwa betapa ingin aku memenuhi inginmu sebelum kepergianmu.....

tiga hari sebelum 100 hari,
bunda berkata bahwa ia merasakan kehadiranmu, ayah....
engkau tersenyum tulus,
memandang istri dan anak tunggalmu yang tercinta ini
dan aku?
aku hanya menangis di dalam hati
karna aku telah merasakan kehadiranmu beberapa hari sebelum itu

Ayah,
kuakui kehilanganmu membuat jiwa ku tersangat goyah,
namun tak ada yg tahu
kuakui kepergianmu membuatku menyadari bahwa betapa berartinya engkau,
namun dunia tak pernah mengerti,
juga kuakui segala keberadaanmu selama ini untuk menempah kemandirianku sebagai putri tunggalmu.....

kini aku hanya punya bunda,
aku hanya punya kenangan tentangmu
dan aku hanya merasa selalu merindukanmu

ayah,
bolehkah aku mendatangi makammu seorang diri?
aku tahu engkau selalu menasehati aku untuk tidak datang ke makam seorang diri,
tapi untuk kali ini bolehkah ?
karna aku ingin memeluk bayangmu disana,
karna aku ingin menatap nisanmu tanpa ada sesiapa yang tahu

ayah.....
kini malamku dan bunda terasa kosong tanpamu......

Tidak ada komentar: